Pages

Senin, 16 Januari 2012

JERITAN SEORANG PENGEMBARA MUDA

Kesejukan yang dulu kini pudar oleh waktu yang tak tersingkap, rakyat yang aman,damai dan sejahtera kini hanya mimpi–mimpi indah yang hanya dapat dikenang dan dijadikan bahan cerita rakyat oleh generasi kita saat ini. Banyak yang bertanya ada apa dengan bangsa ini…? Para elit-elit petinggi bangsa dan wilayah ini pada kemana semua, seperti ruang-ruang yang kosong tanpa penghuni sungguh mengiris hati, kecewa bercampur sedih. Disaat di tengah angka kemiskinan semakin meningkat, banyak

rakyat yang mengantri untuk mendapatkan akses jaminan kesehatan,

banyak anak-anak kita yang butuh sekolah untuk mendapatkan pendidikan dan masih banyak gedung sekolah yang masih menggunakan fasilitas yang sudah tidak layak. Tapi justru para wakil rakyat yang hanya pintar mengeluh agar di buatkan gedung baru, toilet baru, bahkan parkiran mibil baru, layaknya seperti hotel. Dan sungguh sangat mengecewakan, bahkan awal penetapan APBD saja baru baru ini telah dianggarkan jas seorang anggota DPR sudah menelan biaya Ratusan juta, dengan fasilitas yang begitu mewah dan menggiurkan, bahkan kursi dan mejanya di dasain dan di impor langsung dari itali. Namun para wakil rakyat kita justru malah asyik tertawa dengan apa yang mereka dapatkan sekarang ini. Bahkan mereka dengan seenaknya keluar masuk gedung DPR dengan menggunakan mobil mewah yang harganya mencapai Ratusan juta hingga MILIYARan, meskipun mereka peroleh dari hasil sendiri, namun apakah mobil itu pantas keluar masuk gedung DPR yang katanya DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, di saat angka kemiskinan terus semakin meningkat, karena akibat dari gaya pola hidup mereka yang ingin serba mewah dan dengan sifat yang egoisme, justru mereka malah menghamburkan uang rakyat untuk hal yang tidak penting. Hmmm benar benar EDAN dan patut di pertanyakan...???

Terkadang kita berpikir dan mempertayakan apakah para pemimpin dibangsa ini manusia atau bukan…? Kalau pun manusia mengapa mereka tidak sedikitpun mempunyai hati nurani untuk rakyatnya, hingga mereka semua hanya sibuk membenahi diri, memperkaya diri  dan mementingkan diri sendiri sungguh sifat keegoisan sangat mencuat didalam hati mereka.

Seharusnya mereka lebih faham dan mengerti bagaimana nasib dan keinginan rakyat, sebagai wakil rakyat dan sebagai abdi negara masyarakat, mereka harus bertanggung jawab atas penyelenggaraan dan setia kepada kepentingan negara sesuai dengan nilai nilai dan cita cita perjuangan bangsa sebagai mana yg tercantum dalam pancasila dan UUD 1945. Bukan malah justru memamerkan pola hidup mewah di depan jeritan rakyat. Hehehe……ini sungguh benar benar sudah menyimpang nilai dan cita cita perjuangan bangsa sebagaimana yang tercantum dalam pancasila dan UUD 1945 khususnya nilai kemanusian.

Akibat dari kebiasaan dengan pola hidup mereka yang serba mewah, para pejabat kita bisa melakukan berbagai cara yang di anggapnya halal, seperti melakukan praktik korupsi, dengan memperkaya diri sendiri. seharusnya para wakil kita bisa hidup dan belajar dalam kesederhanan, sebagai panuttan atau sabagai contoh kepada rakyatnya. karena di dalam agama di katakan bahwa:

"Rasullullah SAW bersabda adalah suatu teladan mulia yang memperlihatkan sikap sederhana, meskipun beliau memiliki kedudukkan terpandang di para hambanya, beliau sama sekali tidak terobsesi dan berkeinginan untuk memamerkan kedudukkannya".

Jadi intisari dari sebuah jeritan untuk kita semua dan terkhusus para elit politik, penentu kebijakan dan wakil rakyat dimana pun berada, bahwa sifat kesederhaanlah yang harus kita budayakan sesuai anjuran Rasulullah SAW,  Dan jikalau kesederhanaan pula yang kita budayakan semua golongan, rakyat akan merata kesejahteraannya dikarnakan saling menunjang dan mengisi diantara atasan dan bawahannya.

Ingat Sahabat...!!!

"KESEDERHANAAN ITU, ADALAH SEBUAH TOMBAK SEBAGAI KEKUATAN UNTUK MENGENDALIKAN DIRI DARI HAWA NAFSU KESERAKAHAN. DAN KESEDERHANAAN ITU DAPAT MENCIPTAKAN HIDUP PENUH DENGAN KEINDHAAN... :)

Sebuah renungan panjang buat sahabat-sahabat semua dan terkhusus sahabat yang ada dimaros.

Oleh : Sahabat Farid Fadli

0 komentar:

Posting Komentar